KEDIRI, – Warga di Kota Kediri menyerbu lokasi digelarnya operasi pasar murah Lumbung Pangan Jawa Timur yang digelar di Pasar Besar Tradisional Setono Betek Jl. Sam Ratulangi Kelurahan Setonopande Kecamatan Kota, Kota Kediri. Senin (26/9/2022).
“Alhamdulillah ada operasi pasar dan harga yang dijual lebih murah dibandingkan harga di pasaran, sehingga saya membeli beberapa komoditas yakni telur ayam ras dan beras, ” kata Yanto salah seorang warga yang membeli kebutuhan pokok di Pasar Setono Betek.
Ia berharap operasi pasar dilakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah agar harga beberapa kebutuhan pokok bisa tetap stabil pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Baca juga:
Poempida: IDCTA Promosikan Dekarbonisasi
|
Sementara itu, Babinsa Koramil 0809/01 Kota Kodim 0809/Kediri Sertu H. Tedjo Kusumo bersama Bhabinkamtibmas Aiptu S. Yuhri memantau kegiatan Pasar Murah tersebut agar berjalan dengan lancar aman dan nyaman.
Sertu H. Tedjo Kusumo mengatakan, “Antusias warga cukup tinggi sejak pagi untuk membeli kebutuhan pokok yang dijual di lokasi operasi pasar Lumbung Pangan Jatim.
“Antusias warga cukup tinggi karena harga yang dijual lebih murah seperti telur ayam ras dijual Rp.20 ribu per kilogram, sedangkan di pasaran berkisar Rp.23 ribu hingga Rp.24 ribu per kilogram, kemudian beras kemasan 5 kilogram dijual Rp.50 ribu, ” tuturnya.
Ia mengatakan kegiatan operasi pasar Lumbung Pangan Jatim tersebut digelar serentak di delapan kabupaten/kota di Jatim dengan sasaran 25 pasar, Seperti di Pasar Tradisional Setono Betek Kelurahan Setonopande Kecamatan Kota Kediri, “ucap Babinsa.
“Komoditas yang dijual dalam operasi pasar tersebut memaksimalkan produk dari Kota Kediri seperti beras dan telur ayam ras.
Ia berharap lokasi operasi pasar Lumbung Pangan yang ditunjuk oleh Pemprov Jatim tidak hanya dipusatkan di pasar tradisional yang berada di kawasan kota, namun bisa menyebar di beberapa kecamatan Seperti di Kabupaten Kediri.
“Mudah-mudahan kegiatan operasi pasar tersebut dapat menekan laju inflasi di Kota Kediri dan harga sejumlah komoditas pangan bisa terkendali, ” ujarnya. (pendim 0809)